Oktober 13, 2010

Stop

We may have a big vision. We may take a big decision. And surely we may also do a big action after it. Yet sometimes, all those big things just don't work as we expect. Sometimes we just can't find what these all big things are going to be, or where is all these going to, even what are these for. Thus sometimes, some people end up with almost nothing on them.

When an olympic champion was being interviewed how he managed to win the game, he easily answer "i simply started with my first step at that time". Yes, he simply moved on his first step and just realized and understood well how it felt.

Then i tried to understand these one day. I keep on searching an answer, no, so many answers maybe while still running. I try to see every face and shape, to smell every fragrance, to feel every situation inside or outside, while still running. I was so exhausted yet confused what i have done and what i am doing. Imagine we are looking for someone by running through thousands people. Or finding for a rose fragrance by smelling many bouquet flowers quickly. Can i possibly get what i want? Can i possibly find what i am looking for? Possibly we can say. With a bigger possibly no. =)

"In the middle of our way to the big things we are living for, we need to stop just a while. Take a deep breath, ease our heartbeating, and look around. Wait and see. Things we normally didn't see, even the smallest things, will appear clearly, and surprisingly beautiful that we are glad for it. At that very time, all we can feel is thankful and gladful. How come all of these were unseen to me? How fool I was ignoring these. Then slowly, those big things come up just as fresh as what we can remember at the first time we create them."

Well that's what someone say about life. Always about life. What i can say is, stop for a while and just enjoy things you are doing, and be thankful for things you already got. And remember to move again. ;)






Published with Blogger-droid v1.6.3


Sumber gambar:http://fc08.deviantart.net/fs15/f/2007/010/0/1/stop_by_Heile.jpg

Oktober 07, 2010

Indah


Mungkin memang tak perlu menamai keindahan. Mungkin adanya keindahan cukup kuterima dengan keadaanku, apa adanya. Mungkin memang keindahan tercipta bukan untuk logika, hanya rasa. Mungkin keindahan ini tak tercipta untukku. Atau mungkin tak ada yang mampu menerjemahkan keindahan ini serinci indera demi indera yang kupunya. Mungkin aku yang melebihkan keindahan tak sebagaimana mestinya. Mungkin.. Mungkin aku jatuh cinta pada keindahan. Mungkin dia memang terlalu indah hingga aku tak mampu berkata-kata, memberi nama, atau sekedar bebas merasa.

Mungkin ia datang untuk membutakan logika, melebur nama demi nama, mewujud dalam kesederhanaan yang memukau, menyilaukan enam panca indera, mengusung satu rasa, dalam satu pengalaman tak terlupa dan tak berbatas apa, dan menenggelamkan kata kata.

Yang kutahu, dia begitu indah.
Published with Blogger-droid v1.6.2

Kosong



Kosong. Setelah sekian lama jemari ini tak menari di atas papan aksara. Setelah begitu jauh kreativitas hengkang, meninggalkan hanya sebentuk ide saja. Kata demi kata yang biasa terjalin dalam untaian sajak, atau sekedar kalimat sarat makna. Gagasan yang dulu tak pernah jenuh mewujud dalam ungkapan, puisi, atau cerita, lengkap dengan seni rima. Kini kosong. Melompong. Bagai tong sampah di pojok taman kota: berguna, namun dilupakan orang-orang sekitarnya.

Kosong. Sulit sekali rasanya memulai, mengawali lagi jalur yang titik terakhirnya bahkan kulupa di mana. Seperti linglung saat terbangun dari mimpi indah. Antara euforia abstrak usai melihat keindahan, namun tak ingat apa dan bagaimana detilnya. Berkali-kali dicoba, hanya sepenggal bentuk, sepotong rupa, dan percik-percik warna saja. Biasanya berakhir pada kata menyerah dan hanya melamunkan sisa-sisa rasa yang ada.

Kosong. Begitulah gambaran, rupa, dan warna yang mampu mewujud saat ini. Saat fantasi yang dulu mampu menggila, mulai usang seolah tak bernyawa. Saat luapan ide yang dulu punya penampung tak terbatas, mulai serabutan tanpa arah dan cenderung hilang tak jelas rimbanya. Saat rangkaian kata yang dulu sarat keindahan, mulai terbata-bata demi menemukan bentuknya. Saat kenangan masa-masa dulu menguar dalam rindu.

Kosong. Tong sampah kota. Kosong. Euforia mimpi. Kosong. Rindu masa lalu. Kosong.

...

Masih kosong.

...

...

Kosong.




NB: Mungkin kosong tak selalu berarti tidak berisi. Mungkin berisi tak selalu tidak kosong. Sebagaimana pikiran yang sejatinya tak pernah kosong. Begitu pun ruang angkasa yang sejatinya tak berisi.


Sumber gambar: http://fc03.deviantart.net/fs29/f/2008/158/8/1/empty_by_Kosmur.jpg