September 23, 2011

Bulan yang Merindu Sang Hujan


Untuk kamu,
Malam ini diguyur hujan

Menyembunyikan bulan sang pujaan

Meski tak ku jumpaimu tadi siang

Balasan pesanmu cukup melegakan
Setidaknya tak perlu kumerasa diabaikan

Untuk hujan yang malam ini mengguyur,
Kau turun membasahi tanah

Ke seluruh jalan sambil menyebarkan bau basah

Seolah hadirmu mengabarkan resah

Yang nyatanya hadir saat datang kabar tentangnya
Dia yang mengingat namanya membuatku gelisah


Untuk bulan yang sosoknya selalu dia kagumi,
Kau memang absen dari langit malam ini
Tapi kutahu kau hanya sembunyi

Seperti halnya aku yang seringkali memandanginya seorang diri

Dari sudut tak nampak, siap lari saat dia pergoki

Seakan menyapanya perlu ribuan nyali


Untuk kamu yang mungkin merindukan sang bulan malam ini,

Aku tahu kamu tahu bulan tak tengah menghilang

Namun cuaca menjadikan langit serasa ada yang kurang

Sebagaimana hubungan kita hingga sekarang

Jawabmu atas tanyaku tak pernah berpanjang

Sikapmu terhadapku tak pernah cukup terang


Wahai hujan yang kian merintik dan hendak habis,

Hadirmu sekejap namun basah yang kau tinggalkan tak sebentar

Menyisakan genang air serta aroma yang masih menguar

Apa kau tahu betapa waktuku bersamanya tak pernah longgar

Namun memori yang kukecap seolah begitu besar

Ingin sekali kuyakin bahwa rasaku pun menjadi rasanya


Oh bulan yang mulai mengintip,

Kau memang tak memiliki cahaya itu

Namun pesonamu seolah membuatnya terpaku

Tahukah betapa aku iri padamu?

Saat dia mengagumi dan mengagungkan indahmu

Anganku terbang mengandaikan namaku yang dia sebut

Untuk hujan dan sang bulan,

Hadirmu bergantian tak nampak bersama

Seolah dimensi kalian sungguh berbeda
Dalam gelap malam hujan, bulan tentu tiada

Begitupun saat langit benderang cahya bulan, tak ada hujan di sana

Entah mengapa hidup kalian serupa denganku dan dia


Untuk kamu dan hanya kamu,
Mungkin bulan dan aku tak akan pernah sepadan

Namun dirimu sungguh serupa hujan di waktu malam

Dalam munculmu yang tak seberapa, ada sisa rasa yang membekas dalam
Dalam deras yang kau guyurkan, ada kesan yang justru menentramkan

Dan dalam anganku tentangmu, ada bulan yang merindu sang hujan



Jakarta, 23 September 02.57
Jan Phaiz (Setya Nurul Faizin)


~ Ditulis di dalam bus transjakarta saat malam hujan menggunakan ponsel, diselesaikan dan diposting melalui laptop pada dini hari di tengah-tengah shift kerja malam. Takut momennya hilang =P ~

. . .


Sumber gambar:
http://fc03.deviantart.net/fs70/i/2011/130/d/5/braving_the_night_rain_3_by_dannyst-d3g2fzc.jpg