Mei 20, 2011

Sepotong Roti

Jum'at, 20 Mei 2011
15.04 WIB

Tiga tahun yang lalu, di jam-jam ini, sebuah proses terjadi. Lima jam pertempuran batin. Lima jam ketegangan situasi. Berujung pada cerita "Lima" atau titik spasi.

Hari ini, di jam-jam ini pula, sebuah titik balik seakan dimulai. Bukan lagi mematahkan namun menumbuhkan. Berbeda dengan terik tiga tahun lalu di parkiran sekolah, hujan deras mengguyur student lounge luar kampus merah. Ya ampun, tiga tahun telah berlalu sejak keputusan untuk sendiri [lagi] diawali dengan menyisakan luka.

Hari ini, hari-hariku akan dimulai dengan titik baru. Setelah cukup lama berproses di dalam maupun di luar diri, aku berani berkata rindu. Rindu pada saat hati berwarna dari merah, kuning, hingga biru. Rindu mengecap berjuta rasa yang kata orang mampu melebur jadi satu. Yang seringkali membuat orang 'mau tapi malu'. Ya, rasa itu.

Hari ini, mengawali pagi dengan sedikit lesu, aku bertemu dengannya. Rona cemberut yang dia tunjukkan dengan memanyunkan bibir atasnya, seolah menjadi obat pembangkit semangat. Tanpa ragu aku mendekat dan 'merebut' potongan terakhir roti sarapannya. Dari tangannya. Sepotong roti pengusir kantuk dan penyengat saraf bahagia. Aku berlalu dan sekali lagi kutatap senyumnya. Rasa itu ... inikah dia?

Hari ini, sepotong kejadian kecil melalui sepotong roti dan sepotong senyum mengawali tahapan baru hidupku. Mungkin masih terlalu dini untuk melabeli ini dengan nama apapun. Dan yang kubenci dari kata mungkin adalah aku tak pernah benar-benar tahu apakah ia menjadi "iya", atau menjadi "tidak". Yang kutahu, aku bergerak maju. Bukan lagi saatnya memandang masa lalu atau meratap sendu. Aku terlalu rindu.

. . .

Kepada E,
Semoga kau mulai membiasakan diri dengan gaya menulisku yang eksplisit meski bergaya sangat misteri. Aku tak bermaksud mengubah apapun di antara kita untuk saat ini. Aku hanya terlalu bersemangat untuk tidak menulis tentangmu, dan tentang rasa ini. Maka hari ini, biarlah kukecap sensasi demi sensasi, sembari mengurai spasi-demi-spasi. Hingga kudapati, benarkah rasa ini, atau sekedar sepotong roti?

















Sumber gambar:
http://fc00.deviantart.net/fs25/f/2008/118/7/0/Love_Thy_Bread__by_Chelsx.jpg

Mei 03, 2011

"Confession II"

Quote of The Day:
"Be kind and positive to everybody, except to whom are in love with you. Unless you are to show him/her back your feeling, just be specific." ~fha

Thanks for being kind and always positive towards me. Though it made me confused some[many]times, I appreciate it. Now I can confidently end this without any confession. Please understand, I just don't want things change our friendship.





Sumber gambar:
http://fc04.deviantart.net/fs70/f/2009/342/5/9/Fragile_by_romancedecay.jpg

Maret 04, 2011

( )

" Why waste your time hating when you can enjoy your time loving. "
(from twitter account @IslamicThinking)

-------

just want to share guys...

Januari 09, 2011

Untitled 2

aku berpikir, siapa di dunia ini yang tidak kesepian? tampak bahagia dengan ratusan orang di sekitarnya, apakah satu saja dari seratus orang itu tahu persis apa dan siapa dia?

pada titik inilah kesepian datang seperti hujan setelah mendung bergemuruh.. pasti jatuh walau untuk sekejap.. lalu usai untuk mengumpulkan mendung-mendung lain agar bisa dijatuhkan di lain waktu.. entah lama entah sekejap.. kesepian selalu jadi teman setia manusia..

lalu aku teringat, dan merindukan akan satu momen dimana kesepian sangat takut masuk bahkan untuk menebar bau.. momen dimana kau sendiri, namun kau merasa menjadi bagian dari tiap partikel di sekitarmu.. momen dimana kau tidak merasa kesepian..

dan aku sangat merindukan momen itu..




sumber gambar:

http://h1lle.deviantart.com/art/Loneliness-90352347

Oktober 13, 2010

Stop

We may have a big vision. We may take a big decision. And surely we may also do a big action after it. Yet sometimes, all those big things just don't work as we expect. Sometimes we just can't find what these all big things are going to be, or where is all these going to, even what are these for. Thus sometimes, some people end up with almost nothing on them.

When an olympic champion was being interviewed how he managed to win the game, he easily answer "i simply started with my first step at that time". Yes, he simply moved on his first step and just realized and understood well how it felt.

Then i tried to understand these one day. I keep on searching an answer, no, so many answers maybe while still running. I try to see every face and shape, to smell every fragrance, to feel every situation inside or outside, while still running. I was so exhausted yet confused what i have done and what i am doing. Imagine we are looking for someone by running through thousands people. Or finding for a rose fragrance by smelling many bouquet flowers quickly. Can i possibly get what i want? Can i possibly find what i am looking for? Possibly we can say. With a bigger possibly no. =)

"In the middle of our way to the big things we are living for, we need to stop just a while. Take a deep breath, ease our heartbeating, and look around. Wait and see. Things we normally didn't see, even the smallest things, will appear clearly, and surprisingly beautiful that we are glad for it. At that very time, all we can feel is thankful and gladful. How come all of these were unseen to me? How fool I was ignoring these. Then slowly, those big things come up just as fresh as what we can remember at the first time we create them."

Well that's what someone say about life. Always about life. What i can say is, stop for a while and just enjoy things you are doing, and be thankful for things you already got. And remember to move again. ;)






Published with Blogger-droid v1.6.3


Sumber gambar:http://fc08.deviantart.net/fs15/f/2007/010/0/1/stop_by_Heile.jpg

Oktober 07, 2010

Indah


Mungkin memang tak perlu menamai keindahan. Mungkin adanya keindahan cukup kuterima dengan keadaanku, apa adanya. Mungkin memang keindahan tercipta bukan untuk logika, hanya rasa. Mungkin keindahan ini tak tercipta untukku. Atau mungkin tak ada yang mampu menerjemahkan keindahan ini serinci indera demi indera yang kupunya. Mungkin aku yang melebihkan keindahan tak sebagaimana mestinya. Mungkin.. Mungkin aku jatuh cinta pada keindahan. Mungkin dia memang terlalu indah hingga aku tak mampu berkata-kata, memberi nama, atau sekedar bebas merasa.

Mungkin ia datang untuk membutakan logika, melebur nama demi nama, mewujud dalam kesederhanaan yang memukau, menyilaukan enam panca indera, mengusung satu rasa, dalam satu pengalaman tak terlupa dan tak berbatas apa, dan menenggelamkan kata kata.

Yang kutahu, dia begitu indah.
Published with Blogger-droid v1.6.2

Kosong



Kosong. Setelah sekian lama jemari ini tak menari di atas papan aksara. Setelah begitu jauh kreativitas hengkang, meninggalkan hanya sebentuk ide saja. Kata demi kata yang biasa terjalin dalam untaian sajak, atau sekedar kalimat sarat makna. Gagasan yang dulu tak pernah jenuh mewujud dalam ungkapan, puisi, atau cerita, lengkap dengan seni rima. Kini kosong. Melompong. Bagai tong sampah di pojok taman kota: berguna, namun dilupakan orang-orang sekitarnya.

Kosong. Sulit sekali rasanya memulai, mengawali lagi jalur yang titik terakhirnya bahkan kulupa di mana. Seperti linglung saat terbangun dari mimpi indah. Antara euforia abstrak usai melihat keindahan, namun tak ingat apa dan bagaimana detilnya. Berkali-kali dicoba, hanya sepenggal bentuk, sepotong rupa, dan percik-percik warna saja. Biasanya berakhir pada kata menyerah dan hanya melamunkan sisa-sisa rasa yang ada.

Kosong. Begitulah gambaran, rupa, dan warna yang mampu mewujud saat ini. Saat fantasi yang dulu mampu menggila, mulai usang seolah tak bernyawa. Saat luapan ide yang dulu punya penampung tak terbatas, mulai serabutan tanpa arah dan cenderung hilang tak jelas rimbanya. Saat rangkaian kata yang dulu sarat keindahan, mulai terbata-bata demi menemukan bentuknya. Saat kenangan masa-masa dulu menguar dalam rindu.

Kosong. Tong sampah kota. Kosong. Euforia mimpi. Kosong. Rindu masa lalu. Kosong.

...

Masih kosong.

...

...

Kosong.




NB: Mungkin kosong tak selalu berarti tidak berisi. Mungkin berisi tak selalu tidak kosong. Sebagaimana pikiran yang sejatinya tak pernah kosong. Begitu pun ruang angkasa yang sejatinya tak berisi.


Sumber gambar: http://fc03.deviantart.net/fs29/f/2008/158/8/1/empty_by_Kosmur.jpg