Kosong. Setelah sekian lama jemari ini tak menari di atas papan aksara. Setelah begitu jauh kreativitas hengkang, meninggalkan hanya sebentuk ide saja. Kata demi kata yang biasa terjalin dalam untaian sajak, atau sekedar kalimat sarat makna. Gagasan yang dulu tak pernah jenuh mewujud dalam ungkapan, puisi, atau cerita, lengkap dengan seni rima. Kini kosong. Melompong. Bagai tong sampah di pojok taman kota: berguna, namun dilupakan orang-orang sekitarnya.
Kosong. Sulit sekali rasanya memulai, mengawali lagi jalur yang titik terakhirnya bahkan kulupa di mana. Seperti linglung saat terbangun dari mimpi indah. Antara euforia abstrak usai melihat keindahan, namun tak ingat apa dan bagaimana detilnya. Berkali-kali dicoba, hanya sepenggal bentuk, sepotong rupa, dan percik-percik warna saja. Biasanya berakhir pada kata menyerah dan hanya melamunkan sisa-sisa rasa yang ada.
Kosong. Begitulah gambaran, rupa, dan warna yang mampu mewujud saat ini. Saat fantasi yang dulu mampu menggila, mulai usang seolah tak bernyawa. Saat luapan ide yang dulu punya penampung tak terbatas, mulai serabutan tanpa arah dan cenderung hilang tak jelas rimbanya. Saat rangkaian kata yang dulu sarat keindahan, mulai terbata-bata demi menemukan bentuknya. Saat kenangan masa-masa dulu menguar dalam rindu.
Kosong. Tong sampah kota. Kosong. Euforia mimpi. Kosong. Rindu masa lalu. Kosong.
...
Masih kosong.
...
...
Kosong.
NB: Mungkin kosong tak selalu berarti tidak berisi. Mungkin berisi tak selalu tidak kosong. Sebagaimana pikiran yang sejatinya tak pernah kosong. Begitu pun ruang angkasa yang sejatinya tak berisi.
Sumber gambar: http://fc03.deviantart.net/fs29/f/2008/158/8/1/empty_by_Kosmur.jpg
2 komentar:
hampir semua orang pernah mengalaminya.. ;)
well all we need is just stop for a while.. and move on..
go on to my latest posting please.. =D
Posting Komentar